Jakarta, 11 Maret 2025 – Curah hujan tinggi yang berisiko menyebabkan banjir dan longsor terus menjadi perhatian pemerintah. Salah satu langkah yang dilakukan adalah Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Teknologi ini digunakan untuk mengurangi hujan di daerah rawan bencana dengan harapan dapat meminimalkan dampaknya.
Bagaimana Cara Kerja Modifikasi Cuaca?
OMC bekerja dengan menyemai bahan seperti natrium klorida (NaCl) ke dalam awan. Tujuannya adalah mempercepat proses kondensasi sehingga hujan turun lebih cepat di lokasi yang telah ditentukan, sebelum awan mencapai daerah rawan banjir. Cara ini dinilai efektif dalam mengendalikan curah hujan dan sudah diterapkan di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG: Pengawasan 24 Jam untuk Operasi Ini
BMKG berperan dalam menentukan lokasi penyemaian awan dengan memantau kondisi cuaca secara real-time menggunakan satelit dan radar cuaca. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa timnya bekerja sepanjang waktu untuk memastikan operasi ini berjalan dengan baik. “Kami memanfaatkan data satelit dan radar untuk memastikan penyemaian awan dilakukan dengan tepat,” ujarnya.
Modifikasi Cuaca Berhasil Kurangi Curah Hujan
Pada akhir 2024, operasi ini berhasil menekan curah hujan hingga 67% di beberapa wilayah Jakarta. Dalam dua hari, lima sorti penerbangan dilakukan dengan menyebarkan empat ton bahan semai. BNPB melaporkan bahwa hasilnya cukup efektif dalam mengurangi genangan air di ibu kota, membuktikan bahwa teknologi ini dapat menjadi solusi dalam mitigasi bencana hidrometeorologi.
Operasi Diperpanjang untuk Antisipasi Cuaca Ekstrem
Karena potensi hujan lebat yang masih tinggi, BMKG dan BNPB memperpanjang operasi ini hingga 20 Maret 2025. Langkah ini diambil untuk memastikan wilayah Jabodetabek tetap terlindungi dari risiko banjir. Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan memantau informasi cuaca dari sumber resmi.
Kerja Sama Antar Lembaga Kunci Keberhasilan
Keberhasilan OMC tidak terlepas dari kerja sama antara BMKG, BNPB, dan TNI Angkatan Udara. Pesawat TNI AU digunakan untuk menyebarkan bahan semai, sementara BMKG memberikan data mengenai lokasi yang paling ideal untuk penyemaian. Selain itu, pemerintah daerah juga berperan dalam upaya mitigasi jika hujan lebat tetap terjadi.
Tantangan dalam Modifikasi Cuaca
Walaupun efektif, OMC masih menghadapi tantangan, seperti prediksi cuaca yang terkadang meleset. Perubahan atmosfer yang cepat membuat operasi ini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Selain itu, biaya operasional yang cukup besar dan koordinasi lintas instansi menjadi faktor yang perlu terus diperbaiki agar modifikasi cuaca bisa semakin optimal.
Masyarakat Juga Berperan dalam Mengurangi Risiko Bencana
Selain upaya pemerintah, masyarakat juga harus aktif dalam mengurangi risiko bencana. Warga diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca, tidak membuang sampah sembarangan, serta membersihkan saluran air agar tidak tersumbat. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menghadapi cuaca ekstrem.
Dengan semakin majunya teknologi, OMC diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Pemerintah terus berupaya mengembangkan metode ini agar lebih efektif dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam di masa depan.