Awal Tahun, Awal Sorotan
Tahun 2025 baru saja berjalan, tapi sudah ada kabar yang bikin Indonesia jadi bahan pembicaraan di Asia Tenggara. Bukan soal wisata atau kuliner, melainkan soal angka pengangguran.
Data terbaru menunjukkan Indonesia masuk jajaran negara dengan pengangguran paling tinggi di ASEAN. Angkanya berada di kisaran 5 persen. Bagi sebagian orang, mungkin angka ini terdengar kecil, tapi kalau dihitung-hitung, jumlahnya berarti jutaan orang yang belum punya pekerjaan tetap.
Negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia punya angka pengangguran jauh lebih rendah. Thailand misalnya, hanya sekitar 1 persen. Vietnam di kisaran 2 persen. Bahkan Malaysia masih di bawah 4 persen.
Yang Paling Kena Dampaknya: Anak Muda
Bagian yang bikin khawatir, pengangguran paling banyak justru datang dari kalangan muda, usia 15–24 tahun. Jumlahnya dua kali lipat dari rata-rata nasional. Banyak dari mereka yang baru lulus sekolah atau kuliah, tapi sulit banget dapat kerja.
Banyak anak muda merasa ilmu yang dipelajari di sekolah atau kampus kurang nyambung dengan kebutuhan perusahaan. Akhirnya, mereka jadi pengangguran atau kerja serabutan.
Di media sosial, mulai bermunculan gerakan dan tagar yang menandakan rasa frustrasi. Beberapa bahkan memutuskan untuk mencari kerja ke luar negeri karena merasa peluang di dalam negeri terlalu sempit.
Sektor Informal: Penolong yang Tak Sempurna
Indonesia punya sektor informal yang besar, mulai dari pedagang kaki lima, pekerja lepas, sampai jasa kecil-kecilan. Sektor ini sering jadi penolong buat orang yang susah dapat kerja di perusahaan.
Tapi, kerja di sektor informal biasanya nggak ada jaminan. Nggak ada kontrak resmi, nggak ada asuransi, dan penghasilannya bisa naik-turun. Kadang ramai, kadang sepi.
Kalau terlalu banyak orang yang kerja di sektor ini, dampaknya bisa bikin ekonomi kurang stabil. Apalagi kalau mereka nggak punya kesempatan untuk naik level ke pekerjaan yang lebih aman.
Kenapa Bisa Tinggi?
Banyak alasan kenapa angka pengangguran Indonesia lebih tinggi dibanding tetangga.
- Pendidikan Kurang Nyambung dengan Dunia Kerja
Banyak lulusan sekolah atau kampus yang punya ijazah, tapi nggak punya keterampilan yang dicari perusahaan. - Lapangan Kerja Baru Masih Sedikit
Ekonomi memang tumbuh, tapi jumlah pekerjaan baru nggak sebanding dengan jumlah orang yang masuk dunia kerja setiap tahun. - Persaingan dari Negara Lain
Investor kadang lebih tertarik ke negara tetangga yang infrastrukturnya sudah rapi dan proses izinnya cepat. - Banyak yang Terserap ke Sektor Informal
Karena kerja formal susah, orang akhirnya cari kerja apa saja di sektor informal.
Dampaknya Nggak Main-Main
Pengangguran tinggi bisa bikin masalah jangka panjang.
- Bakat Pergi ke Luar Negeri
Banyak orang pintar dan terampil yang memilih kerja di luar negeri karena merasa di sini nggak ada peluang. - Munculnya Ketidakpuasan Sosial
Kalau banyak orang susah cari kerja, rasa kecewa ke pemerintah bisa makin besar. - Kesenjangan Semakin Lebar
Orang yang punya pekerjaan formal dan bergaji tetap makin jauh hidupnya dibanding yang kerja di sektor informal.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Masalah ini memang nggak bisa selesai cepat, tapi ada beberapa langkah yang bisa mulai dicoba:
- Perbaiki Pendidikan dan Pelatihan
Kurikulum sekolah dan kampus perlu disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Pelatihan keterampilan praktis harus diperbanyak. - Buka Investasi Baru
Pemerintah bisa kasih kemudahan buat perusahaan yang mau buka pabrik atau kantor dan menyerap banyak tenaga kerja. - Dukung UMKM
Usaha kecil dan menengah bisa jadi penyerap tenaga kerja besar kalau diberi modal dan pelatihan yang tepat. - Manfaatkan Teknologi
Akses internet yang merata bisa bikin orang di daerah ikut terhubung ke peluang kerja online atau bisnis digital.
Belajar dari Tetangga
Vietnam berhasil menekan angka pengangguran dengan membangun kawasan industri modern dan melatih tenaga kerja sesuai kebutuhan investor.
Thailand menjaga lapangan kerja tetap banyak lewat sektor pariwisata dan manufaktur. Dukungan pemerintah ke sektor ini konsisten, sehingga peluang kerja selalu terbuka.
Indonesia punya modal besar untuk melakukan hal yang sama. Tinggal mau atau tidak untuk mengubah kebijakan dan fokus ke penciptaan lapangan kerja.
Harapan di Masa Depan
Meski situasinya kelihatan berat, selalu ada jalan keluar. Indonesia punya generasi muda yang kreatif dan punya semangat tinggi.
Kalau mereka dibekali dengan pendidikan yang tepat, peluang kerja yang jelas, dan dukungan modal, bukan nggak mungkin lima sampai sepuluh tahun ke depan, Indonesia bisa jadi negara dengan angka pengangguran paling rendah di ASEAN.