Penyakit Senyap Bernama Kanker Ovarium
Di antara berbagai jenis kanker yang menyerang perempuan, kanker ovarium kerap menjadi ancaman yang luput dari perhatian. Gejalanya samar, tidak mencolok, dan sering disalahartikan sebagai masalah kesehatan biasa. Padahal, deteksi sejak dini sangat menentukan peluang kesembuhan.
Kanker ovarium merupakan jenis kanker yang menyerang indung telur atau ovarium—bagian penting dari sistem reproduksi wanita. Meski tidak sepopuler kanker serviks atau kanker payudara dalam hal kampanye kesadaran, penyakit ini menyumbang angka kematian cukup tinggi karena sering baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.
Di balik semua itu, sebenarnya tubuh sudah memberi sinyal. Hanya saja, banyak wanita tidak menyadarinya atau menganggap sepele. Maka dari itu, penting untuk mengenali tanda-tanda awal kanker ovarium agar bisa mengambil langkah cepat sebelum terlambat.
1. Perut Kembung Terus-Menerus
Kembung memang bukan hal asing bagi kebanyakan orang. Tapi bila rasa penuh di perut terasa konstan, tidak hilang meski sudah mengatur pola makan, dan terjadi lebih dari dua minggu, sebaiknya jangan diabaikan.
Kembung yang disebabkan oleh kanker ovarium bukan seperti kembung biasa. Biasanya disertai perasaan begah dan cepat kenyang. Hal ini bisa terjadi akibat penumpukan cairan di rongga perut yang dikenal sebagai ascites—salah satu gejala khas kanker ovarium pada stadium awal maupun lanjut.
Jika perut terasa lebih besar dari biasanya, terasa padat atau penuh meski tidak makan banyak, dan tidak membaik dalam waktu dekat, ini saatnya berkonsultasi dengan tenaga medis.
2. Penurunan Nafsu Makan Secara Tiba-Tiba
Tiba-tiba merasa tak selera makan? Berat badan turun tanpa diet? Jangan langsung mengira ini hal positif. Penurunan nafsu makan yang berlangsung terus-menerus dan tanpa sebab jelas bisa menjadi alarm tubuh sedang bermasalah.
Tumor pada ovarium bisa menekan organ-organ sekitarnya, termasuk lambung. Ini menyebabkan rasa kenyang datang lebih cepat dan mengurangi minat makan. Akibatnya, tubuh kekurangan asupan dan berat badan bisa turun drastis.
Bila gejala ini disertai perut kembung dan nyeri panggul, jangan menunda untuk periksa. Deteksi awal sangat penting dalam kasus seperti ini.
3. Nyeri di Bagian Bawah Perut atau Panggul
Nyeri panggul sering kali dianggap normal, apalagi saat mendekati menstruasi. Namun, jika nyeri ini datang di luar siklus haid, terasa seperti tekanan atau nyut-nyutan yang menetap, bisa jadi itu sinyal kanker ovarium.
Rasa sakit bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan menyebabkan rasa tidak nyaman yang berkepanjangan. Beberapa wanita juga melaporkan adanya tekanan seperti ‘berat’ di bagian perut bawah, mirip seperti sensasi saat akan haid, tetapi tidak kunjung reda.
Nyeri ini bukan sekadar ketidaknyamanan, melainkan pertanda bahwa ada sesuatu yang abnormal terjadi di dalam rongga perut.
4. Sering Buang Air Kecil
Kebiasaan bolak-balik ke toilet mungkin sering dianggap akibat banyak minum air atau efek cuaca dingin. Tapi jika intensitas buang air kecil meningkat tanpa perubahan asupan cairan, ini bisa jadi gejala dari tekanan tumor terhadap kandung kemih.
Tumor yang tumbuh di ovarium dapat menekan organ sekitarnya, termasuk kandung kemih. Ini menyebabkan sensasi ingin buang air kecil lebih sering, bahkan ketika kandung kemih tidak terlalu penuh. Kadang juga disertai rasa tidak tuntas setelah buang air.
Gejala ini sering kali dianggap sebagai infeksi saluran kemih ringan. Tapi jika tidak disertai rasa perih dan tidak membaik dalam beberapa hari, perlu dicurigai ada kondisi yang lebih serius.
5. Perubahan Siklus Menstruasi
Kanker ovarium bisa mengganggu keseimbangan hormon, yang pada akhirnya memengaruhi pola menstruasi. Pada sebagian wanita, siklus haid menjadi tidak teratur, lebih panjang dari biasanya, atau justru berhenti tiba-tiba.
Beberapa kasus menunjukkan adanya perdarahan di luar siklus, haid lebih berat, atau bercak yang tidak normal. Meski gejala ini tidak selalu muncul, kombinasi dengan keluhan lain seperti nyeri perut dan kembung patut dicurigai.
Perubahan pada siklus haid yang tidak seperti biasanya sebaiknya tidak dibiarkan. Terlebih jika sebelumnya siklus selalu teratur.
Siapa Saja yang Berisiko?
Tak semua perempuan memiliki risiko yang sama terhadap kanker ovarium. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko antara lain:
- Usia di atas 50 tahun
- Belum pernah hamil
- Riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau payudara
- Mutasi genetik BRCA1 dan BRCA2
- Menjalani terapi hormon dalam jangka panjang
- Riwayat endometriosis
Namun, bukan berarti wanita tanpa faktor risiko terbebas dari penyakit ini. Oleh karena itu, kewaspadaan tetap penting, terutama bila mulai muncul gejala mencurigakan.
Deteksi Dini: Mengapa Penting?
Kanker ovarium tergolong penyakit yang sulit dideteksi pada stadium awal karena gejalanya ringan dan tidak spesifik. Banyak penderita baru mengetahui ketika kondisinya sudah berkembang lebih jauh dan menyebar ke organ lain.
Namun, jika ditemukan sejak awal, tingkat kesembuhan bisa mencapai 90 persen. Inilah mengapa mengenali gejala awal menjadi langkah paling krusial.
Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan sebagai deteksi dini:
- Ultrasonografi transvaginal (USG TV)
- Tes darah CA-125
- Pemeriksaan fisik panggul rutin
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan rutin terutama jika sudah memiliki faktor risiko atau mengalami gejala mencurigakan lebih dari dua minggu.
Kenapa Banyak Wanita Mengabaikannya?
Alasan utamanya adalah karena gejala awal kanker ovarium mirip gangguan sehari-hari seperti maag, haid, atau kelelahan. Banyak wanita memilih menunggu karena merasa gejalanya ringan atau bisa hilang sendiri.
Selain itu, kurangnya informasi juga berperan. Masih banyak yang belum tahu bahwa gejala seperti sering kembung atau nyeri panggul bisa berkaitan dengan kanker. Akibatnya, tindakan medis baru diambil ketika kondisi sudah parah.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke tenaga medis apabila:
- Gejala berlangsung lebih dari dua minggu tanpa perbaikan
- Keluhan semakin mengganggu aktivitas harian
- Ada kombinasi dua atau lebih gejala seperti kembung, nyeri panggul, dan sering buang air kecil
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau payudara
Pemeriksaan medis tidak berarti kamu langsung divonis kanker. Tapi justru bisa membantu memastikan apakah ada gangguan serius atau tidak. Lebih baik waspada daripada menyesal.
Kesimpulan: Dengarkan Tubuhmu
Tubuh selalu memberi tanda saat ada yang tidak beres. Masalahnya, kita sering kali terlalu sibuk atau terlalu cuek untuk mendengarkannya. Kanker ovarium bisa muncul diam-diam, tapi bukan berarti tidak bisa dicegah atau ditangani sejak awal.
Kuncinya ada pada kesadaran. Bila kamu atau orang terdekat mengalami gejala-gejala seperti:
- Perut kembung berkepanjangan
- Nafsu makan menurun
- Nyeri panggul tak biasa
- Sering buang air kecil
- Siklus haid berubah
…maka segera ambil tindakan. Periksa dan pastikan kondisi tubuh dalam kendali. Kanker ovarium bisa menyerang siapa saja, tapi dengan langkah cepat dan tepat, peluang hidup tetap terbuka lebar.